Syalom . . .
Salam Sejahtera bagi kita semua!
Kali ini saya ingin menuliskan
kesaksian dari seorang teman, ehh,,, sebenarnya dia ini temannya adik saya,
yang kemudian menjadi teman saya juga😁
Dia adalah seorang wanita yang
energik, keras dan tegas. Dia tidak suka dipuji dan juga dibantah tentang
sesuatu hal yang ia yakini kebenarannya. Dari beberapa perbincangan yang kami
lakukan sangat kelihatan semua sifat-sifat itu.
Tapi dia orangnya baik kok, dia
ramah dan sangat hebat dalam memberi semangat. Kalau diskusi sama dia bawaannya
mau ketawa terus, ada saja hal yang bisa membuat saya tertawa dan lupa akan
masalah yang sedang saya alami, hahaha... Dan yang bagusnya lagi, dia mampu
membuat perbincangan yang berbobot dan serius menjadi menarik untuk didiskusikan.
Jadi kalau ngobrol atau tukar pikiran sama dia bisa dapat pengetahuan baru yang
menurut saya penting untuk diketahui. Tidak tahu kalau dia nya, dapat
pengetahuan baru dari saya juga atau tidak yah??? 😂😂😂😂
Namanya Icha, seorang wanita yang
berusia 21 tahun dan sedang menjalani perkuliahan semester tiga di IAKN
(Institut Agama Kristen Negeri) Toraja.
Berikut kisah yang diceritakan
oleh Icha...
“Keluarga saya tidak berasal dari
keluarga Kristen sepenuhnya. Mama Kristen tapi Bapak saya I***m sebelum mereka
menikah. Karena cinta yang dimiliki Mama, maka ia bersedia ikut ke Agama
laki-laki yang dicintainya. Akhirnya menikahlah mereka secara I***m di Negara
Malaysia pada tahun 1999.
Setelah beberapa tahun kemudian
mereka kembali ke Indonesia lalu berkunjung ke Kendari karena disana ada
keluarga Bapak. Tapi setelah beberapa lama tinggal di Kendari, terjadi masalah
keluarga yang cukup besar. Karena sudah tidak mengenakkan hati dan mungkin
situasinya sudah tidak memungkinkan untuk tinggal disana, akhirnya setelah
masalah itu diselesaikan secara pelan-pelan, kedua orang tua saya memutuskan
untuk berkunjung ke Makassar, bertemu dengan keluarganya Mama yang semuanya
adalah orang Kristen, tapi masalah keluarga masih saja terjadi dalam kehidupan
kami, yang terutama itu masalah Agama. Karena Bapak dan Mama saya beragama I***m,
sedangkan keluarga Mama saya di Makassar dominan Kristen sehingga konflik terus
terjadi antara Bapak saya dan keluarga Mama saya.
Dulu Bapak orangnya sangat keras
dan fanatik tentang masalah Agama. Bahkan dia pernah berteriak ke tante (adiknya
mama) waktu tante mau ke Gereja dan mengajak saya pergi ke Sekolah Minggu,
Bapak bilang, “Kalau ada yang mau ajak anakku pergi ke Gereja, langkahi dulu
mayatku”, saking fanatiknya Bapak dengan agama Kristen. Terus Bapak juga pernah
membuang Alkitab karena memang dia tidak suka dengan hal-hal yang bersangkutan
dengan agama Kristen.
Suatu waktu kami berkumpul di
meja makan untuk makan malam, lalu tante mau berdoa sebelum makan. Tetapi hal
ini malah menyinggung perasaan Bapak. Mungkin Bapak merasa dia tidak dihargai. Menurut
saya hal ini bukan sesuatu hal yang salah, tetapi karena memang Bapak orangnya
sangat fanatik, akhirnya Bapak bertengkar dengan tante, bertengkar dengan orang
di rumah, lalu memutuskan untuk pergi tidur.
Pada tengah malam saat kami semua
sedang tidur, Bapak tiba-tiba bangun sambil menangis. Lalu mama tanya, “kenapa
menangis?’, Bapak malah balik Tanya, “Kamu masih ingatkah bagaimana cara berdoa
di agama Kristen?”, lalu mama jawab, “Iya, saya kalau berdoa masih tetap
seperti di agama Kristen karena saya tidak tahu cara berdoa di agama Is**m”.
Karena terheran mama Tanya lagi, “Kenapa bertanya seperti itu?”, lalu Bapak
jawab, “Ayo kita kembali ke agamamu, ayo kita masuk Kristen”, karena makin heran
mama lanjut bertanya lagi, “Kenapa kamu tiba-tiba mau masuk Kristen, sedangkan
kamu sangat benci dengan agama Kristen? Bahkan kamu sangat benci dengan
keluargaku karena mereka beragama Kristen”. Masih sambil menangis Bapak
kemudian menjelaskan, “Tadi saya mimpi, saya masuk ke dalam Gereja lalu ada
seseorang yang berbicara pada saya tapi saya tidak bisa melihatNya karena
wajahNya terang sekali, orang itu bilang “Ambil salib itu nak, lalu pakai!”. Terus
mama bertanya lagi “Kenapa kamu tahu kalau itu Gereja?”, Bapak jawab “Iya saya
tahu, karena banyak bangku-bangku terus ada salibnya di depan, ada juga kalung
salib di atas meja yang disuruh saya pakai. Setelah saya pakai kalung itu,
terasa tenang sekali hatiku. Dan setelah saya terbangun tanganku masih dalam posisi
memegang dada, persis seperti di mimpiku, saya menggenggam salib yang terpakai
di dadaku tapi setelah bangun sudah tidak ada salibnya”. Setelah kejadian itu
Bapak memutuskan untuk masuk agama Kristen dan selalu minta dibabtis. Lalu
diceritakanlah rencananya Bapak itu ke semua keluarga. Setelah itu kami semua
dibabtis, kalau tidak salah waktu itu umur saya 4 tahun.
Setelah memutuskan untuk mengikut
Yesus, kehidupan kami bukannya menjadi lebih baik tetapi sebaliknya. Konflik
tidak pernah berhenti dalam keluarga kami, setiap hari selalu ada saja masalah.
Terutama penolakan dari keluarga, bukan hanya dari keluarganya Bapak, tapi juga
penolakan dari keluarganya mama yang dominan Kristen. Keluarga dari mama
memandang sebelah mata Bapak saya. Bapak tidak dipercaya bahwa dia betul-betul
ingin mengikut Yesus. Mereka menyangka bahwa Bapak hanya mempermainkan agama.
Jadi kami betul-betul menjadi keluarga yang tertolak. Begitupun keluarga dari
Bapak sudah tidak suka lagi dengan kami karena kami masuk Kristen yang awalnya
I***m dan punya kerabat banyak, akhirnya mereka semua menjauh dan sudah tidak
cocok lagi dengan Bapak karena perbedaan agama. Sampai sekarangpun hal itu masih
terjadi di keluarganya Bapak. Kalau dari keluarganya mama perlahan-lahan sudah
mulai mempercayai kami bahwa kami memang betul-betul tulus ingin mengikut Yesus.
Dan memang setelah mengikut Yesus dapat dikatakan bahwa hidupnya kami
berantakan. Tapi saya bersyukur keluarga kami mendapat kesempatan untuk
mengenal Yesus. Dan saya, Bapak, mama dan adikku, kami merasa bahwa kami adalah
keluarga yang beruntung bisa ditegur langsung oleh Tuhan.
Perlahan-lahan kami mulai
mengerti betapa indahnya hidup di dalam Tuhan Yesus. Kisah orang tua saya
membuat saya menyukai segala hal yang berhubungan dengan agama sehingga saya
memutuskan untuk masuk ke IAKN Toraja. Saya berharap, di kampus ini saya dapat
lebih mengerti dan mengembangkan pengetahuan saya tentang Kekristenan dan dapat
menjadi berkat dimanapun Tuhan menempatkan saya.
Diceritakan Oleh ILCHAN WAHYUNI 20 Januari 2021 |
Keep strong and do what u believe, and surely God will notice your effor and show u His will
ReplyDelete👌
Delete